Selasa, 26 Februari 2013

RIWAYAT DATU PEJANGGIK (bagian 4 - HABIS)

RIWAYAT DATU PEJANGGIK (bagian 4)

Sebelumnya diceritakan tentang hulubalang dari Sekarbela, dan dumulainya tentang sejarah raja Sengkongo. 

“Dualat Tuanku, sesungguhnya itu bukanlah disebabkan oleh kekuatan kami. Tetapi disebabkan oleh kesalahan mereka sendiri yang telah memerintahkan untuk membunuh ulama yang tak bersalah. Itu dihukum oleh dosanya sendiri. dan akhirnya juga dibunuh oleh dosanya sendiri.”
“Nah, diamlah kamu disini. Beristirahatlah sejenak.” Setelah mereka beristirahat lalu disuguhi dengan berbagai minuman seperti tuak dan berem, menurut kesengan mereka. Disamping itu juga disemblihkan babi, kambing dan ayam untuk suguhan. Hal itu semua mengakibatkan mereka tinggal tinggal di Mataram selama seminggu.
“Nah, sekarang kamu boleh kembali ke tempatmu masing-masing.”
Setelah 7 hari berlalu mereka kembali ke tempat masing-masing. Dan raja sanga t berkeinginan untuk berziarah ke Makam Loang Baloq dimana Gaos Abdul Razak dimakamkan.
“Nah, perintahkanlah seluruh rakyatku baik yang beragam hindhu maupun Islam untuk berkumpul, karena aku berniat untuk berziarah ke Makam Loang Baloq pada hari Rabu.”

Selasa, 19 Februari 2013

RIWAYAT DATU PEJANGGIK (bagian 3)

RIWAYAT DATU PEJANGGIK ( bagian 3)

Dalam kisah sebelumnya diceritakan tentang dua orang wali yang berlayar dari Kalimantan menuju pulau Lombok, mereka akhirnya sampai di sebuah daratan yang kini disebut dengan pantai Batu Layar.

Ampun tuanku menurut kata yang memerintahkan hamba untruk membunuh, adalah Anak Agung Triwangsa. Dan beliau akan membuatkan kami masjid besar. Nah, demikianlah Tuanku.”
Setealh itu semua yang bersalah semua dihukum mati. Selama itu rakyat selalu siap sedia dengan persenjataan. Gusti Ketut Gosha selalu mengamati gerak-gerik mereka. baik siang mauypun malam. Melihat mkedaan yang gawat itu Gusti Keetut Gosaha berangkat ke Mataram. Semua hulu balang yang berasal dari sekar bela  Timba Bengaq dikumpulkan di Mataram untuk mencegah kekacauan, sambil menanti keadaan aman kembali.

Selasa, 12 Februari 2013

RIWAYAT DATU PEJANGGIK (bagian 2)

GAOS ABDUL RAZAK*)
(bagian 2)

Tersebutlah sebuah ceritera yang berasal dari orang-orang tua Desa Sekar Bela. Diceriterakan dua orang Wali yang berasal dari Kalimantan berlayar menuju pulau Lombok. Mereka menumpang perahu Banjar. Setiba di tengah laut perahu itu diserang badai dan gelombang yang amat dahsyat. akhirnya perahu itu berubah menjadi batu. Dengan kepingan itulah kedua wali melanjutkan perjalanan menuju daratan Lombok. Akhirnya mendarat disebuah pantai. Itulah sebabnya hingga kini pantai dan desa di sekitarnya dinamakan Batu Layar.
Setelah naik ke darat Gaos Abdul Razak dan adiknya yang bernama Gaos Abdul Rahman menuju sebuah kampung. Setelah tiba mereka mengumpulkan seluruh penduduk kemudian berkata :
“ Aku ini bernama Said Tohri yang biasa disebut  Gaos Abdul Razak dan dan adikku bernama Gaos Abdul Rahman.” kemudian keduanya berpisah. Dan Gaos Abdul Razak akhirnya tiba di Desa Parampuan. disana ia bertanya kepada seseorang.
“ Dimanakah terdapat sebuah desa besar di daerah ini?”
“ O, disini tak terdapat desa besar. Penduduknya terpencar satu-satu di berbagai tempat, karena pulau ini baru saja dihuni orang.”

Selasa, 05 Februari 2013

RIWAYAT DATU PEJANGGIQ

RIWAYAT DATU PEJANGGIQ*


Tersebutlah seorang raja yang bernama Datu Pejanggik. Ia terkenal sangat berani, bertampang gagah dan juga amat sakti. Ia berkulit putih kuning, rambut bergelombang dan kumisnya yang melintang menambah kemantapannya sebagai seorang raja, yang terkenal adil dan bijaksana. ia juga sangat terkenal dengan kesaktiannya karena memiliki suatu benda yang bernama Gumala Hikmat[1]). Disamping itu Datu Pejanggik amat gemar memikat kerat, yaitu sejenis ayam hutan yang mempunyai suara yang amat nyaring.
Datu Pejanggik, mempunyai seorang permaisuri, yang bernama Puteri Mas Dewi Kencana. Puteri itu adalah seorang puteri Jelita dari Raja Kentawang. Dari permaisuri itu ia memperoleh seorang putra. Sifat dan prilaku tampaknya sama dengan Datu Pejanggik, sehingga dia pun sangat dikasihi oleh masyarakat, disamping oleh ayahanda dan ibunya sendiri.