Senin, 03 Desember 2012

SEKILAS SEJARAH PULAU LOMBOK

Pada awal abad ke-17, Kerajaan Karangasem dari Bali berhasil menanamkan pengaruhnya di wilayah barat Pulau Lombok dan pada tahun 1750 seluruh wilayah PulauLombok berhasil dikuasai kerajaan Hindu dari Bali itu. Dengan dikuasainya Pulau Lombok oleh Bali, maka orang-orang Bali berdatangan ke Lombok sekaligus membawa serta kebudayaan mereka ke Lombok. Namun pertentangan di antara keluarga kerajaan menyebabkan kekuasaan di Lombok terpecah menjadi empat kerajaan kecil. Pada tahun 1838, Kerajaan Mataram dari Jawa berhasil menguasai Lombok dan juga kemudian menaklukkan Kerajaan Karangasem di Bali. Mataram kemudian menyatukan Lombok dengan Karangasem di bawah kekuasaannya.

Di Lombok barat, Suku Sasak yang berada di wilayah itu dapat menerima kedatangan orang-orang Bali di wilayahnya dan kehidupan di antara kedua suku bangsa itu berjalan harmonis. Perkawinan antara orang Sasak dan Bali pada masa itu menjadi hal yang lumrah. Orang Sasak juga belajar dari orang Bali mengenai metode pengairan pertanian Subak.


Namun, keadaan tidak sama di Lombok Timur di mana kehadiran orang Bali ditentang oleh orang Sasak. Keadaan ini menimbulkan dua kali perlawanan orang Sasak terhadap kekuasaan orang Bali yang ada di wilayah itu, yaitu pada tahun 1855 dan 1871. Pada tahun 1891, para pemimpin suku Sasak di Lombok Timur minta bantuan kepada Belanda dan mengundang Belanda untuk menjadi penguasa di Lombok, menggantikan Bali.

Pada Juni 1894, Gubernur Jenderal van der Wijk membuat perjanjian dengan suku Sasak. Dengan alasan untuk membebaskan orang Sasak dari penjajahan Bali, van der Wijk kemudian mengirim pasukan dalam jumlah besar ke Lombok. Dan, pada tahun 1894 Belanda berhasil mengalahkan kekuasaan Bali di Lombok.

Pada masa kekuasaan Belanda di Lombok, khususnya pada sekitar tahun 1940-an, petani dipaksa untuk menjual lebih banyak padi dan beras sebagai bentuk pembayaran pajak oleh petani kepada penguasa Belanda. Hal ini menyebabkan jumlah beras bagi masyarakat menjadi berkurang sehingga menimbulkan kelaparan yang terjadi pada tahun 1938, 1940, dan 1949. Lombok merupakan kawasan yang rawan kelaparan, bahkan pada masa setelah kemerdekaan, yaitu pada tahun 1966 dan 1973.